Sumbawa NTB - Pemunduran atau penundaan gelaran Liga 3 Asprov PSSI NTB, yang disampaikan para petingginya, kurang dari 24 jam dari waktu pengumuman sebelumnya, tentang kelanjutan dan jadwal pelaksanaan Liga, dinilai banyak pihak terlalu mengada-ada dan lebih kepada kepentingan pribadi, tidak mengutamakan kepentingan daerah. Terlebih, alasan pemundurannya tersebut kemudian disangkut-pautkan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Natal dan Tahun Baru adalah perayaan keagamaan, yang sarat dengan pesan-pesan persaudaraan dan perdamaian. Janganlah kemudian dibelok-belokan menjadi semacam peristiwa genting yang bisa memicu kerawanan sosial dan gangguan keamanan, " ujar Lahmudin Blank, salah satu pengurus klub yang masuk di putaran 8 besar. (16/12/2022)
"Kalau jadwal sudah berani dipublis, itu artinya kesiapan Panitia Penyelenggara sudah tuntas, baik terkait ijin ataupun yang lain-lainnya, "imbuhnya.
Tapi belum genap sehari, kemudian muncul informasi dari media-media di NTB bahwa kompetisi ditunda dengan alasan Kamtibmas. Ini artinya, menurut pandangan saya, memang Asprov PSSI NTB ini tidak serius dalam mengelola kompetisi, dimana sudah sangat jelas dari Surat Edaran PSSI Pusat No : 4768/UDN/3075/XII-2022, perihal putaran kompetisi amatir dan usia muda tingkat Nasional, yang dikrim PSSI Pusat ke seluruh Aspov PSSI se-Indonesia, " tambah Lahmudin setengah nggak percaya kalau Liga 3 dimundurkan pengurus Asprov PSSI NTB.
Jelas dalam Surat Edaran PSSI Pusat tersebut, tertera jadwal dan tanggal digulirkannya kembali kompetisi di tingkat Nasional. Dan tidak mungkin pihak Kepolisian NTB kemudian mengambat-hambat kinerja para penyelenggara dan pelaku kompetisi, manakala koordinasi dan komunikasi dijalankan Asprov PSSI NTB dengan baik. Bahkan, semua pihak pastinya akan saling mendukung, karena memiliki semangat yang sama, yaitu kemajuan sepakbola NTB yang sampai saat ini masih terpuruk dan bahkan mati suri.
Kalau saja elit-elit Asprov PSSI NTB menjadikan kepentingan daerah sebagai prioritas utama dalam program2 kerjanya, maka hal-hal seperti ini tidak perlu terjadi.
Apalagi kalau kita mau berbicara tentang tugas dan tanggung-jawab Asprov PSSI yang seharusnya memberikan dukungan penuh, menyiapkan pelayanan yang prima, serta memfasilitasi dengan sangat baik klub-klub yang akan didorong mewakili daerah berlaga di level Nasional.
"Para pengurus Asprov PSSI NTB yang rangkap jabatan sebagai pengurus KONI, sudahlah, jangan kebanyakan wacana untuk mengelola Porprov dan PON yang pastinya akan lebih rumit lagi penyelenggaraannya, kalau mengurus izin gelaran Liga 3 saja tidak bisa, " ujar Nando Iskandar, salah satu tokoh muda sepakbola NTB.
"Melihat situasi dan kondisi Asprov yang seperti ini, akan lebih baik kalau gelaran Liga 3 NTB ini dibubarin saja, karena kompetisi ini tidak akan menghasilkan klub-klub yang berkualitas karena minimnya waktu persiapan untuk bertanding di Liga berikutnya.
"Saya melihat indikasi, ada sebagian elit Asprov PSSI NTB yang memang tidak menginginkan ada klub dari NTB yang berlaga di Liga 2 tahun depan.
Sekali lagi, bubarin sajalah dari pada harus menyandera klub-klub karena kepentingan pribadi orang perorang, " terangnya dengan nada tinggi.
Kasian sekali dengan para pemain muda NTB yang tidak pernah bisa diorbitkan keluar NTB untuk menjadi pemain-pemain profesional, karena didalam tubuh organsiasi olahraganya itu sendiri tidak banyak orang yang berpikir dengan akal yang sehat.
Di kesempatan terpisah, salah seorang tokoh sepakbola dari P. Sumbawa memberikan pendapatnya terkait pemunduran Liga 3 NTB tersebut. "Semestinya para petinggi Asprov PSSI NTB ini lebih berfikiran yang jernih.
Bagaimana mungkin, klub-klub yang akan dikirim ke Liga 3 Nasional itu bisa berhasil dengan baik apabila waktu persiapannya mepet-mepetan seperti sekarang ini.
Pekerjaan-pekerjaan persiapan seperti menyiapkan tiket-tiket pesawat, mencari tempat akomodasi di tempat pertandingan, menyiapkan lapangan latihan, dukungan transportasi, makan pemain, jersey klub dan sebagainya dapat dilaksanakan dengan baik kalau waktunya tersedia.
"Tapi mudah-mudahan saja, alasan pemunduran itu menang semata-mata karena pertimbangan Kamtibmas, walaupun argumentasi itu agak kurang masuk di akal, tidak karena hal-hal non-teknis lain seperti rumor gaji wasit dan pengelenggara yg belum terbayarkan, siaran teve yang masih mengutang, komitmen kepada klub yang masih menggantung, ataupun yang lain-lainnya, " tandas Hamzah, pengurus Askab Kabupaten Sumbawa.(Adb)