Syafruddin Adi
Mataram NTB - Balai Pemasyarakatan Kelas II Mataram menggelar bimbingan kepribadian di Kabupaten Lombok Barat, Selasa (11/10). Kegiatan yang diikuti 30 klien pemasyarakatan ini melibatkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB selaku Kelompok Pemasyarakatan Peduli Pemasyarakatan (Pokmas Lipas). Kegiatan yang mengusung tema kekeluargaan ini bertempat di Boarding School Mualimin Muhammadiyah Narmada.
Pimpinan Boarding School Mualimin Muhammadiyah Narmada, Zaenudin, dalam materinya menyampaikan tentang mengingat kematian. Jika mengingat mati, kata Zaenudin, kita bisa mengevaluasi diri tentang hal-hal yang akan maupun yang sudah kita lakukan.
Tentang kematian ini, kata Zaenudin, hal yang menjadi penting adalah kesiapan kita dalam menghadapi kematian itu sendiri. "Sebelum kita mati, mari kita perbanyak amal shaleh, " himbaunya.
Sementara itu, Kepala Bapas Mataram, Sudirman, melalui sambutannya menyampaikan terima kasih atas jalinan kerjasama yang baik antara pihaknya dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, khususnya Boarding School Mualimin Muhammadiyah Narmada. Sudirman, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa peserta kegiatan bimbingan kepribadian ini adalah klien pemasyarakatan yang berada di bawah bimbingan dan pengawasan Bapas Mataram. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi Bapas Mataram sesuai dengan amanah undang-undang.
" Peserta yang hadir saat ini adalah klien pemasyarakatan. Ini sudah menjadi tugas Bapas untuk memberikan bimbingan kepada klien, " jelasnya.
Sudirman juga menyampaikan bahwa pihaknya berharap melalui kegiatan ini mampu mendekatkan nilai-nilai agama kepada klien. Sehingga klien bisa semakin mengenal nilai-nilai agama tersebut kemudian mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, resiko pengulangan pidana bagi klien pun dapat makin berkurang.
"Saya berharap melalui kegiatan ini klien kami akan lebih dekat dengan nilai-nilai agama, sehingga dapat pula mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, " pungkasnya.
Diketahui, kegiatan yang berlangsung di Boarding School Mualimin Muhammadiyah Narmada itu diakhiri dengan sesi diskusi. Para klien membentuk beberapa kelompok dan dipandu oleh Pembimbing Kemasyarakatan dan Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. Meskipun nampak sederhana, kegiatan yang dikomandani oleh Sudirman itu berlangsung khidmad dan dipenuhi oleh nuansa kekeluargaan.(Adb)
