Mataram NTB - Perkara ITE yang melibatkan saksi korban (pelapor) Gede Gunanta (GG) dan Terdakwa Ida Made Santi Adnya (IMSA) yang kini prosesnya sedang berjalan di Pengadilan Negeri Mataram, mendapat respon beragam dari masyarakat NTB.
Setelah sidang ke - 4 pada Kamis (29/09) di PN Mataram, Majelis Hakim menolak eksepsi Terdakwa, Perkara No: 510 / Pid.Sus/2022/ PN.Mtr berlanjut ke tahap berikutnya yaitu pemeriksaan saksi-saksi. Perkara ITE tersebut menjadi pusat perhatian banyak warga masyarakat yang mendambakan keadilan.
Selaku saksi korban Gede Gunanta - saat di temui media ini mengatakan, sebagai masyarakat yang sadar dan taat hukum, kita serahkan sepenuhnya kepada Majelis Hakim untuk memeriksa, dan memutus perkara ini dengan seadil-adilnya sesuai fakta-fakta dalam persidangan dan ketentuan hukum yang berlaku.
Lebih lanjut dia menyampaikan rasa hormat dan apresiasi kepada segenap Penasehat Hukum (PH) Terdakwa yang sejauh ini telah melakukan pembelaan dengan baik dan proporsional.
Baginya, keberhasilan pengacara bukan semata karena mampu membebaskan atau memenangkan kliennya, akan tetapi puncak keberhasilan seorang pengacara mana kala dia mampu menyelesaikan sengketa perdata atau perkara pidana ( delik aduan ) melalui upaya hukum non - litigasi atau perdamaian.
Dengan cara itu penyelesaian sengketa lebih cepat, sederhana, murah, tidak ada yang terluka, semua menang. Meski hal itu sangat tidak mudah namun setiap warga negara utamanya aparat penegak hukum punya kewajiban menjaga ketertiban umum untuk mewujudkan kedamaian dan hubungan yang harmonis yang berkeadilan di tengah-tengah masyarakat.
Terkait pemberitaan tentang dirinya di beberapa media online baru-baru ini yang menyebutkan dirinya lulus Fakultas Hukum dengan predikat Cum Laude. GG ( demikian biasa disapa) merasa pencapaian tersebut sangat tidak tidak berarti.
"Oh itu, maaf, sejujurnya saya risih, motivasi saya belajar hukum adalah untuk membekali diri agar tidak tergelincir dalam masalah hukum, melakukan pembelaan diri jika diperlukan serta mengamankan usaha dari potensi kerugian . Selain itu barangkali bermanfaat bagi keluarga, sahabat dan handai tauland yang membutuhkan teman diskusi maslaah hukum, " imbuhnya.
Lelaki paruh baya yang dikalangan pengusaha Budidaya Mutiara (South Sea Pearl) dikenal sebagai ahli breeding ( pembenihan ) Kerang Mutiara Pinctada maxima ini mengajak kita semua khususnya warga NTB senantiasa menjaga kondusifitas daerah, hidup rukun agar kita bisa bangkit lebih cepat pasca Pandemi Covid 19 yang melanda umat manusia.(Adb)